Soraya Anne
Siritta, yaah.. dia hanya seorang wanita remaja biasa. Tapi tau kah kalian apa
yang telah dia perbuat padaku. Dia adalah wanita hebat yang pernah aku temui,
kenapa bisa???? Awalnya dari sebuah kebencianku padanya, dulu kami memang
pernah bermasalah. Sangat bermasalah, sampai hampir berurusan dengan Polisi. Tak
perlu ku ceritakan panjang lebar. Berawal dari situ, aku di tampar dengan
tangan kirinya. Dan tamparan itu membuat hati ku dendam. Memang rasanya sakit,
bukan di pipi tapi tepat di hati. Namun aneh rasanya, ketika setiap hari kami bertemu
tanpa saling tegur sapa. Di sekolah maupun di organisasi. Yaah maklum, kami
satu organisasi di sekolah. Teman-temanku mencoba untuk membuat kami akur lagi.
Tapi sangat lama untuk bisa mengobati hati ini. Namun, sungguh anehnya iya
mulai melepaskan egonya. Iya mulai menyapa dan menegur ku. Seakan-akan semua
masalah diantara kami hilang. Maaf pun terucap dari bibirku karena memang aku
yang salah. Dia juga minta maaf padaku atas semua masalah kami.
Dendam yang
dulu selalu terniang di hatiku tiba-tiba lenyap tanpa sisa. Setiap hari di
sekolah penuh kebahagiaan ketika iya meneriakkan namaku. Setiap bertemu, tanpa
malu di depan banyak orang lain dan teman-temannya, iya berteriak memanggilku. Dia
yang membuat diriku merasa terkenal di sekolah. Gara-gara teriakkannya yang
seluruh penghuni sekolah dengar. Dia
yang bisa membuat senyum lebar di bibir ku. Dia yang membuatku tertawa
terbahak-bahak, meski aku yang jadi sasaran candaannya itu. Dan yang terkadang candaannya
sama sekali tidak lucu bagiku. Kami saling mengerti akan sifat-sifat yang kami
miliki masing-masing. Kadang dia bisa seperti mamaku dan aku anaknya. Suka
sekali aku menceritakan ke dia tentang kekesalan ku terhadap orang lain. Meski
terkadang jawaban dari nya sama sekali tak sejalan dengan pikiranku. Tapi dari
semua itu, aku mendapatkan pelajaran baru. Pelajaran yang mungkin belum tentu
aku dapatkan di luar sana.
Dia sering
meneraktirkan aku makanan. Ada sempat aku berfikir, sepertinya aku gak pantas
berteman dengannya. Aku merasa minder jika melihat dirinya yang hidup serba
kecukupan materi, pertemanan, pengetahuan, dan pengalaman. Sedangkan aku hanya
bisa menyusahkan dia, seakan parasit di hidupnya. Namun, terkadang kata-kata
bijak selalu dia ucapkan. Yang menyadarkan aku, bahwa berteman tak mandang bulu.
Dan, hey.. dari situ aku bisa sedikit berfikir untuk selalu bersikap bijak. Dia
selalu bangga kepadaku, padahal kalo dipikir apa yang suda aku buat?? Dia
pernah bilang: “Arif, kata-kata mu nampar aku”. Asal kau tau Anne, itu adalah
bumerang dari kata-katamu sendiri. Aku belajar dari kau, aku belajar merangaki
kata dari kau, aku belajar mengatasi masalahku dari kau. Hampir semua ini dari
kau anne.
Aku malu!!
laki-laki kaya aku bisanya ngerepotin. Tapi kau selalu bilang: “Gak usa, gak
enakkan sama orang lain. Banyak yang anggap kau istimewah dalam hidupnya, rif”.
Aku gak tau harus bagaimana, rasa terimakasih ku ini, aku gak tau bagaimana
menyampaikannya, anne.. Mungkin aku tak bisa tegar jika tak ada kau di
sampingku.Tapi aku akan berusaha untuk bisa berdiri sendiri. Aku tak ingin
menopangkan hidupku pada mu. Aku seorang laki-laki, aku harus dewasa bukan anak
kecil lagi. Aku ingin belajar untuk bisa tegar seperti mu. Aku bangga, aku
takjub dengan wanita hebat seperti mu. Kau yang kadang cuek kepadaku, tapi
terkadang sangat merinduhkanku. Padahal kita satu kota, tak tau bagaimana jika
kita terpisah jauh. Aku takut itu terjadi, mungkin aku salah satu orang yang
akan sedih. Tapi, kesedihanku ini akan ku hapus dengan kebahagianku karena bisa
mengenal mu..
Kau bukan
temanku, kau bukan sahabatku, kau bukan sodaraku, kau bukan siapa-siapaku..
Tapi kau sudah jadi bagian dari diri ku.. Sekarang dan untuk selamanya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar yang berbobot!